Wednesday 19 May 2010

Motivasi Menulis

Motivasi Menulis, Mungkinkah?

Oleh: Muhammad Zaini

Motivasi adalah modal utama untuk memulai segala sesuatu. Hidup selalu seiring dengan seberapa kuat luapan motivasi yang terpendam di dalam diri seseorang. Pertanyaannya, apa motivasi itu. Bagaimana kaitannya dengan dunia penulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “motivasi” didefinisikan “sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”

Definisi motivasi di atas, sebenarnya cukup memadai untuk mengkorelasikannya dengan dunia kepenulisan. Menulis—disadari atau tidak—merupakan dorongan yang datang dari diri manusia berupa gagasan, ide, inspirasi dan setumpuk pengalaman yang tak terbendung, sehingga mendorong seseorang untuk meluapkan dan menuangkan dalam bentuk tulisan. Media kepenulisan adalah salah satu sarana strategis dan representatif untuk menuangkan gagasan dan buah pikiran.

Motivasi yang merupakan dorongan terdalam di dalam diri manusia, semestinya dapat membentuk kekuatan untuk merangkai kata dan selalu terdorong untuk menuangkan dalam bentuk tulisan. Jadi, keterampilan menulis sesungguhnya bagian dari naturalitas yang sangat lekat dengan potensi manusia.

Menurut M. Mushthafa—mahasiswa pasca sarjana di Belanda, dan penulis di berbagai media massa—proses menulis secara perlahan, dapat membentuk karakter dan cara berpikir seseorang. Lebih lanjut M. Mushthafa menegaskan bahwa proses menulis tidak saja dalam pengertian cara seseorang bernalar atau menyusun alur dan logika, tetapi mungkin juga memengaruhi cara seseorang memandang suatu hal atau persoalan.

Persoalannya, bagaimana motivasi di dalam diri seseorang dapat mendorong menuangkannya dalam bentuk tulisan. Seorang pemula harus memiliki keyakinan atas kerja ataupun karya yang digarapnya. Ia harus memiliki suatu sikap tertentu yang jelas dan unik. Ibarat fisik penulis itu sendiri, ia bisa saja memiliki organ yang serupa dengan organ tubuh orang lain, tetapi yang jelas, ia berbeda dari siapa pun. Ia tidak akan pernah sama dengan orang lain.

Harus tertanam sebuah kesadaran bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dalam wujud yang unik. Ia tidak sama dengan orang lain, dan orang lain tidak sama dengan dia. Ia merupakan suatu unikum. Setiap individu adalah unik, memiliki ciri kepribadian sendiri. Karena itu, memiliki sikap yang jelas dan menyadari perbedaan dirinya dengan orang lain akan membentuk sikap percaya diri, sehingga selalu terdorong dan yakin atas keunikan dirinya.

Secara praktis harus diyakini pula bahwa keunikan diri itu, tidak dapat disamakan dengan keunikan yang dimiliki orang lain, tentu dengan caranya sendiri. Hal ini yang akan selalu mendorong seseorang untuk belajar menuangkan gagasan dalam wujud tulisan, sehingga tidak lagi ada rasa “tidak pede” untuk selalu berlatih menulis.

2 komentar:

edyp said...

tanpa motivasi, mustahil tergerak untuk melakukan sesuatu

inibuku said...
This comment has been removed by the author.