Sunday 2 May 2010

Perjalanan ke Pucang

PERJALANAN KE PUCANG SURABAYA

By: Muhammad Zaini

Perjalanan menuju pucang surabaya adalah detik-detik tarakhir kegiatan magang di Sidoarjo. Kehadiran ke Pucang bersama rekan-rekan yang ditugaskan magang di Jawa Timur adalah dalam rangka undangan dari pihak PWM untuk melaksanakan touring bersama. Perjalanan ini tentu salah satu maksud dan tujuaannya adalah menghilangkan rasa penat dan lelah selama satu bulan. Sebab tugas magang banyak menyisakan kenangan mulai dari hal-hal pahit sampai sesuatu yang menyenangkan.

Ditengah-tengah rasa penat dalam kegiatan magang selama satu bulan, peserta magang harus membuat laporan dangan halaman panjang, dan dalam waktu yang relatif singkat. Setiap peserta bertanya-tanya, mengapa membuat laporan harus panjang, tak ubahnya seperti skripsi saja. Begitu ungkap salah satu peserta. Tetapi tidak boleh tidak laporan tersebut harus selesai sebelum kegiatan magang disudahi.

Bagitu saya sampai di Pucang Surabaya, saya sempat kebingungan harus menemui siapa. Akhirnya saya memutuskan menghubungi rekan saya yang di SMP Muhammadiya 5 Surabaya, namanya Bu Eny, itu pun panggilan telphone tidak terjawab, saya terdiam sejenak. Saya coba telphone kembali, akhirnya juga diangkat. Ternyata dia sedang di kelas malaksanan tugas KBM mewakili guru bahasa inggris yang sedang mendampingi siswa-siswi melaksanan studi tour ke kota Yogyakarta.

Bu Enya menyuruh saya menunggu di luar sekolah, dan saya pun mengikuti sarannya. Saya duduk di tempat satpam yang saat itu tidak ada orangnya. Saya relatif lama menunggunya, dan saya pun tidak sabar, sehingga saya harus memanggil ulang via telphone. Tidak lama lagi bu Eny sudah menghampiri saya. Langsung saya mengucapkan “alhamdulillah”.

Saya berbincang-bincang sejenak, kemudian bu Eny mangajak saya jalan-jalan ke jalan raya depan. Ternyata dia menghendaki untuk menemui Bapak Nurkhafid kepala SMA Muhammadiyah Gombong yang sedang juga magang di SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya. Sedikit memerlukan waktu relatif lama mencari Pak Nurhafidz. Secara spontanitas saya berinisiatif mencari di Musholla SMA 2 Pucang, hitung-hitung sudah masuk waktu sholat dzuhur, sekaligus melaksanakan sholat jama’ah.

Setelah sholat jama’ah dzuhur selesai, terlihatlah dari belakang sosok Pak Nurhafidz itu. Dia berada di posisi shof pertama, saya menunggu sejenak, dan saya ikut ke arah jalannya menuju ruang perpustakaan. Akhirnya saya ketemu juga dengan pak Nurhafidz. Alhmadulillah kali kedua saya ucapkan, karena saya berhasil bertemu dengan Pak Nurhafidz.

Di perpustakaan itu sempat berbincang-bincang sejenak seputar acara undangan PWM untuk mengunjungi sekolah-sekolah SMK dan SMA Muhammadiyah di Lamongan. Saya ceritakan kedatangan saya ke Pucang Surabaya, untuk menghindari keterlambantan, karena acara kunjungan ke Lamongan akan berangkat sepagi mungkin.

Singkat cerita, Pak Nur Khafid kebetulan siang itu jama 13.00 hari Sabtu 01 April 2010 sedang diajak keliling ke Kampus ITS dan UNAIR. Akhirnya saya pun diajak ikut serta, saya tidak menolak walaupun sebenarnya sedikit agak penat. Saya spontan menjawab bersedia, dan saya dengan senang hati dan bangga bahwa kedatangan saya ke Pucang Surabanya sungguh tidak sia-sia. Pasti banyak hal baru dan tentu dengan pengalaman baru juga.

Perjalanan saya rasa spesial, hanya bertiga dengan menggunakan Kijang INOVA, mobil dinas SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya. Tidak terasa perjalanan hingga menghabiskan waktu sekitar 4 jam, karena perjalanan di Surabaya; sebuah kota yang terkenal sebutan metropolis sungguh luar biasa, tidak secemerlang yang kita bayangkan. Setiap laju gerak mobil mengalami kemacetan, karena begitu padatnya kendaraan, baik roda dua maupun yang roda empat.

Saya berpikir, pantas saja kota Surabaya amat maju. Diperjalanan saja sudah penuh tantangan, apalagi kompetisi di dunia pendidikan. Jadi orang-orang yang hidup di Surabaya dituntut berpikir cepat, strategis dan penuh perhitungan, lebih-lebih para penggerak roda pendidikan. Maka, tepat sekali kata Prof. Imam Robandi, pendidikan tanpa kompetensi “berpikir cepat” dan kompetensi “keberanian” akan tergilas oleh roda perubahan dan gerak kemajuan.

0 komentar: