Sunday 25 April 2010

Mengenal Diri Menuju Jalan Kesalehan Publik
Oleh: Muhammad Zaini

Mengenal diri memang tidak semudah membalik kedua telapak tangan. Setiap orang pasti mendambakannya. Dalam proses menuju “mengenal diri” itu , masing-masing orang akan mengalami ragam kerumitan-kerumitan dan kegelisan tersendiri.

Bahkan dapat dipastikan cita-cita ke arah itu merupakan panggilan “nurani” yang terdalam. Sedang wilayah nurani sama sekali tidak dapat dipungkiri dan diingkari. Walaupun terkadang kebanyakan orang abai dan bersikap “cuwek” terhadap penggilan mulya tersebut, tetapi yang jelas, paling tidak ia akan merasakan detakan-detakan panggilan ke arah wilayah nurani tersebut.

Panggilan dan kesadaran nurani untuk selalu melakukan koreksi diri menuju cita “mengenal diri” sesungguhnya sudah inheren dalam diri manusia itu sendiri. Artinya, secara natural setiap manusia dengan keinginan “mengenal diri” memiliki potensi besar untuk menjadi orang baik dan berkesadaran positif, sebab “mengenal diri” otomatis bersinggungan dengan wilayah nurani.

Kenyataan bahwa banyak tindakan manusia yang amoral dan destruktif, sejatinya bukan kehendak nurani manusia, melainkan karena sedemikian kukuh-nya “ke-ego-an” yang mendarah dalam dirinya. Rasa ego itu menggumpal menjadi noda hitam hingga menutupi panggilan bisikan nurani. Memang terdapat sebuah firman Tuhan menyatakan bahwa “setiap jiwa memiliki dua kecenderungan yaitu, berpotensi bertindak jahat (fujur) dan baik (taqwa)”.

Lalu, apakah kecenderungan jahat itu juga bagian dari penggilan nurani. Untuk menjawab pertanyaan sederhana ini perlu menilik ulang peran akal/nalar yang salah satu fungsinya sebagai media konsideran dalam menentukan pilihan antara potensi fujur (tindakan jahat) di satu sisi dan potensi taqwa (tindakan positif) di sisi lain.

atau Download di sini.....

Sudah barang tentu, keberadaan akal sehat tidak mungkin berkecenderungan apalagi berpihak pada yang fujur. Dalam konteks ini semangat firman Tuhan di atas, dapat dimediasi dengan letak fungsi akal yang berperan sebagai upaya menjembatani dua kecenderungan potensi yang dimiliki oleh manusia.

Mengapa akal/nalar selalu berpihak pada hal-hal yang dipandang baik. Dalam hal ini, terdapat beberapa kontroversi. Bagi kalangan mu’tazilah, akal bisa tegak menentukan pilihan baik (taqwa) dan baruk (fujur) secara independen. Sedangkan bagi kelompok yang lain, Asy’ariyah misalnya, akal dapat memainkan peran dan fungsinya melalui media “suara langit” (wahyu). Di sini bukan tempatnya menguraikan kontroversi teologis ini secara panjang lebar.

Terlepas dari semua kontroversi itu, yang pasti, dalam strukur tubuh manusia ada potensi nalar dan intuisi. Tentu keduanya satu sama lain beroperasi secara kait mengait. Keduanya tidak bisa diceraikan dengan mengabaikan yang satu dan lebih memedulikan yang lain.

Nalar sebagai wahana cerdik mempertegas penentuan pilihan, sedang intuisi merupakan suara bawah sadar yang gandrung pada kebaikan dan kebajikan universal semisal, sikap adil, jujur, terbuka, cinta damai, amanah, kreatif, kepemurahan untuk saling memaafkan, empati, bijaksana, lembut, santun, berhati teguh dan sabar.

Pada perkembangannya, jika nilai kebajikan universal di atas terasah dan menjadi bagian landasan hidup sehari-hari, maka akan menjadi pusat spritual yang berpengaruh kuat terhadap kesuksesan seseorang, apapun bentuk kesuksesan itu.
Sebagai ejawantahnya, tentu proses “mengenal diri” harus diinternalisasikan dalam cakupan yang lebih luas. Jadi, sukses mengenal diri itu diupayakan dapat menjadi sumber inspirasi “mengenal sesama” untuk meraih kebajikan yang lebih tinggi yaitu, kebajikan publik.

Lebih jauh, naluri spritual yang semula menjadi wilayah privat dapat bertindak lanjut menjadi naluri publik dengan mencerminkan pengenalan terhadap sesama yang lintas etnis, budaya, bahasa, sekte dan bahkan agama.

Dalam konteks makro misalnya, proses mengenal diri dapat menjadi wahana transformatif dalam kehidupan bernegara yang di dalamnya beragam etnis, agama, aliran keagamaan dan ragam budaya. Sebab jika kesuksesan mengenal diri hanya sebatas berhasil pada tingkat internal-individual dan semata-mata cenderung sekadar self-regulation (mengatur diri sendiri) , maka kesuksesan itu sekadar berlingkar pada ranah naluri personal (personal instinct), belum menyentuh pada tingkan naluri publik (public instinct).

Namun demikian, nilai-nilai kebajikan itu boleh jadi berujung kegagalan, apabila bertumpang tindih dengan “kepentingan lain”. Sekadar sebagai contoh, militansi keagamaan dengan kedok jihad di jalan Allah (jihad fi sabilillah), misalnya yang tercermin dalam fatwa MUI berkait dengan upaya pemberarangusan hubungan antar agama dan hak hidup suatu aliran dalam agama tidak akan menuai hasil baik, bahkan justru menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.

Pertama, Ahamadiyah adalah golongan di luar Islam dan disebut sesat, serta pengikutnya di-claim sebagai orang-orang yang murtad. Kedua, paham pluralisme, sekularisme, liberalisme dinyatakan bertentangan dengan Islam dan umat Islam haram mengikutinya.

Paling tidak, dengan dikeluarkannya fatwa MUI tersebut terdapat dua bahaya yang akan melilit tubuh MUI secara khusus dan umat Islam secara umum. Pertama, penjegalan atas Ahamadiyah berarti menghilangkan tumbuh suburnya pluralism aliran dan kebebasan berkeyakinan dan beragama. Kedua, mengundang dan memicu timbulnya perselisihan yang berujung pada kerentanan konflik yang tak berkesudahan.

Di samping itu, fatwa yang dikeluarkan MUI bukan sekadar tidak efektif, tetapi justru malah menurunkan wibawa MUI itu sendiri. Ini juga mengindikasikan bahwa di samping membendung lahirnya kebebasan dan demokratisasi, MUI juga menjadi bukti kuat atas ketergadaiannya dalam wilayah naluri publik. Lebih jauh MUI sebagai representasi keagamaan tidak akomudatif dengan kepentingan seluruh umat.

Memang, momentum berjuang di jalan Allah di atas, merupakan semangat keagamaan yang pada prinsipnya segenap umat Islam memiliki tugas obligatif guna senantiasa melestarikan semangat jihad itu. Tetapi karena semangat jihad tersebut bercampur baur dengan kepentingan ideologis, doktrin kegamaan, dan gelora keagamaan yang berlebihan, maka jihad yang semula mesti membuahkan kebajikan semesta, justru malah sebaliknya yaitu, menjadi semakin merebakkan kerusakan dan melahirkan potensi konflik yang semakin menajam.

Berkait dengan hal di atas, kiranya perlu direnungkan kembali firman Tuhan, yang artinya “ sungguh sangat jelas antra petunjuk dan kesesasatan (qat tabayyana al-Rusyd min al-Ghai). [emzed]


atau Download di sini >>>>>>>>>>>>>>>

Saturday 24 April 2010

Menjadikan Anak Terampil


Menjadikan Anak Terampil

By: Muhammad Zaini

Sungguh dunia anak itu kaya dengan beragam potensi. Presepsi kurang tepat apabila memahami dunia anak dalam cakrawala pandang sempit. Padahal, segudang potensi yang mesti terlahir di dalam diri anak. Salah satu tugas terpenting pendidik adalah bagaimana mengupayakan dan merangsang hidden potency yang amat kaya dalam diri anak, sehingga mampu terkuak dan terungkap menjadi suatu jenis skill yang dapat dimanfaatkan.

Seorang pendidik harus selalu merasa haus dengan pengalaman, dan tidak kenal henti untuk selalu menjalani proses pembelajaran. Dalam perspektif pengembangan sumber daya manusia, pendidik harus selalu mencari kiat-kiat prima—melalui banyak membaca, diskusi, pengamatan dll.—untuk menemukan jalan dan terobosan baru agar anak terlahir membawa beragam keterampilan.

Pendidikan bagi anak, bagaimana tidak terkesan sekadar tuntutan memperoleh legalitas formal berupa lembaran ijazah. Tidak berarti legalitas formal itu tidak penting, bagaimanapun harus diakui bahwa diterbitkannya sebuah ijazah juga sebagai bukti kualitas seorang anak (pelajar).

Namun demikian, menjadi berkualitas tidak saja dapat diukur dengan aturan-aturan formal yang tersistem di dalam sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga menyangkut persoalan pemberian alternasi keterampilan bagi anak. Dalam realitas nyata, anak mempunyai banyak pilihan di dalam menghadapi kompleksitas kehidupan yang penuh kompetitif ini.

Dunia pendidikan tentu harus mampu menjadi harapan masa depan anak. Harapan yang jauh ke depan melintasi zamannya. Tugas pendidik yang mampu menggali dan merangsang potensi anak amat diharapkan guna melahirkan anak bangsa yang juga mampu menciptakan pekerjaan, bukan sekadar pencari pekerjaan.

Lahirnya ragam keterampilan dan potensi bagi anak adalah ujung tombak pengentas pengangguran dan pembuka jalan bantu pilihan-pilihan kehidupan. Pendidik adalah sang operator roda pendidikan yang harus piawai, sehingga mampu menjadi mata rantai, pilar perubahan dan kemajuan bagi anak bangsa.

Menjadikan anak memiliki ragam keterampilan memerlukan sosok pendidik yang tangguh dan memiliki bekal spirit yang kuat. Paling tidak memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1. Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik

2. Memahami konsep perkembangan psikologi anak

3. Keahlian mentransfer ilmu pengetahuan dengan berbagai metodologi pembelajaran

4. Kemampuan intelektual yang mumpuni dan memadai

Friday 23 April 2010

Sekolah Berbasis ICT Berwawasan Imtaq

SEKOLAH BERBASIS ICT BERWAWASAN IMTAQ

By: Muhammad Zaini

Sebuah Pengantar

Sebuah lembaga pendidikan merupakan aset penting dalam upaya meraih garda depan peradaban yang gemilang. SMP Muhammadiyah Gombong adalah salah satu lentera lembaga pendidikan menengah yang selalu bercita-cita meraih kemajuan, teladan dalam IMTAQ terdepan dalam IPTEKS. SMP Muhammadiyah Gombong sebagai sebuah amal usaha pendidikan yang dipayungi oleh persyarikatan Muhammadiyah, tidak bisa lepas dari visi gerakan dakwah. Dalam hal ini, SMP Muhammadiyah Gombong merupakan salah satu wujud dakwah bidang pendidikan yang selalu hendak bergerak ke arah kemajuan.

Gerak dan langkah dakwah di bidang pendidikan, dalam kaitan ini SMP Muhammadiyah Gombong bercita-cita tinggi untuk membina, menciptakan, dan membentuk peserta didik agar tertanam nilai-nilai Islam yang purifikatif dan bergerak secara progresif seiring perkembangan sains, teknologi dan informasi. Hal itu semua dengan tujuan menghasilkan dan membekali lulusan pendidikan yang berkualitas baik secara intelektual, spritual, dan emosional sesuai dengan visi SMP Muhammadiyah “Teladan dalam IMTAQ terdepan dalam IPTEKS”.

Taqwa dan Penguasaan ICT

Visi SMP Muhammadiyah "Teladan dalam IMTAQ terdepan dalam IPTEKS" tidak saja sekedar slogan tanpa arti, tetapi visi tersebut—paling tidak—tersirat sebuah cita-cita besar bahwa SMP Muhammadiyah Gombong sejak berdiri telah mengimpikan kemajuan yang berjangkauan ke depan melintasi zamannya. SMP Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1949 benar-benar memiliki tekad kuat untuk mendesain dan mencetak peserta didik yang berbasis kompetensi iptek dengan dilandasi nilai-nilai taqwa.

Apa itu nilai-nilai taqwa? tidak lain adalah tindakan perlindungan diri dari segala perbuatan munkar dan membentengi diri dari segala perbuatan baik (ma’ruf) dengan berpegang pada keseimbangan dan keteguhan moral dalam batas-batas yang telah ditetapkan Allah. Dalam kehidupan nyata, nilai-nilai taqwa dapat diwujudkan dalam upaya penegakan perbuatan baik (iqomatul makruf) yang bermuara pada kepentingan kemaslahatan publik (mashlahatun 'amah) .

Salah satu langkah konkrit ke arah kemaslahatan publik dapat diwujudkan dalam bentuk penerimaan atas kehadiran teknologi sebagai akses transformasi pendidikan. Pendidikan sebagai aset untuk melakukan proses diri tidak bisa lepas dari unsur-unsur perubahan yang selalu bergerak dinamis yaitu, akses teknologi dan informasi yang kemanfaatannya tidak terbendung. Tujuan pendidikan SMP Muhammadiyah Gombong yang berlandaskan teladan dalam IMTAQ dan terdepan dalam IPTEKS menemukan momentum yang amat strategis dalam mewujudkan impian menuju pendidikan berbasis ICT.

Sejarah telah mencatat bahwa Islam menjadi bukti dan pelopor embrio peradaban dan kemajuan di bidang teknologi. Islam terbukti telah menjadi kiblat atau center of excellence (pusat keunggulan) di berbagai bidang sains dan teknologi. Kehadiran sains dan teknologi di zaman ini semakin terasa pesat dan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Manusia kini sudah sangat bergantung kepada produk-produk sains dan teknologi. Nampaknya, Sukar untuk dibayangkan manusia kini hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan teknologi.

Perkembangan teknologi informasi, dengan adanya telpon, handphone, faksimili, internet, facebook dan lain-lain, telah mempercepat penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, sekarang dapat sampai ke tujuan hanya dalam hitungan beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan.

Namun demikian, walaupun peradaban Islam pernah mempunyai itu semua, perkembagan iptek perlu dikelola dengan baik sesuai nilai-nilai ketaqwaan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan bentuk penggunaan yang tidak bertanggungjawab.

Karena itu, hakikat keagungan peradaban Islam yang ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi harus mencerminkan rasa keimanan dan ketakwaan serta menjalankan peranan sebagai hamba dan khalifah Allah dengan sebaik-baiknya.

ICT dalam Perspektif Al-Qur'an

Pada prinsipnya, Islam menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan. Dalam hal ini, Al-Qur’an pun menegaskan bahwa Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”, (Q.S. al-Baqarah, [2]: 185) . Program ICT yang sedang dicanangkan SMP Muhammadiyah Gombong merupakan wujud nyata pengamalan terhadap al-Qur’an. Kehadiran ICT tidak lain adalah bertujuan menerapkan sains dan memberikan kamanfaatan bagi kesejahteraan dan kenyamanan serta kemudahan bagi proses kinerja manusia, khususnya proses belajar peserta didik di SMP Muhammadiyah Gombong.

Berbicara tentang ICT dan perkembangan teknologi yang berlandaskan IMTAQ tidak bisa lepas dari rujukan al-Quran sebagai pedoman dan landasan hidup umat Islam. Salah satu ayat al-Qur’an yang menganjurkan perkembangan teknologi adalah firman-Nya, : “Wahai para jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi segenap penjuru langit dan bumi, maka lintasilah! Kamu tidak dapat melintasinya kecuali dengan sulthon (kekuatan).” (Q.S. Ar-Rahman [55]: (33).

Dalam catatan sejarah peradaban Islam, gagasan untuk terbang di angkasa bukan baru dimulai oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-15 yang mencoba terbang dengan menggunakan sayap yang dilekatkan pada tangannya atau yang dicoba oleh Wright Brother dari Amerika dan Louis Bleriot dari Perancis pada awal abad 20. Begitu juga gagasan terbang di luar angkasa bukan hanya dipikirkan oleh Werner Von Braun (penemu roket) pada pertengahan abad 20 ataupun Yuri Gagarin (astronot modern pertama). Justru melalui Nabi Muhammad SAW, Allah telah memerintahkan dan menantang manusia untuk melakukannya jauh sebelum 15 abad yang lalu.

Secara praktis, sudah dapat diterima bahwa adanya perkembangan ICT benar-benar memberikan buah manfaat yang amat besar. Kehadiran dan laju perkembangan teknologi yang begitu pesat adalah betitik tolak pada potensi manusia yang selalu menghasilkan karya gemilang di bidang teknologi. Allah telah memberikan anugerah kelebihan dan potensi kepada manusia untuk mengolah alam dan isinya sehingga ia mampu melahirkan kemanfaatan dan kemudahan bagi manusia dalam bentuk teknologi . Al-Quran menegaskan “Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya” (Q.S. al-Jatsiyah [45]: 13).

Kata “penundukan” pada ayat di atas memberikan suatu inspirasi bagi manusia untuk menyadari tentang adanya hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia. Tentu penundukan Allah terhadap alam bersama potensi yang dimiliki manusia, apabila digunakan dan dikelola dengan baik dapat membuahkan hasil kreasi teknologi yang gemilang. Sedangkan buah karya, baik dalam bentuk teknologi maupun lainnya harus berada dalam bingkai kebersandaran kepada Allah, karena anugerah penundukan alam kepada manusia bermuara pada kehendak Allah itu sendiri.

Bagaimanapun harus diupayakan bahwa kehadiran teknologi dan program ICT yang sedang digencarkan SMP Muhammadiyah Gombong dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai Robbani (ketuhanan). Kemudahan yang merupakan cermin dari kehadiran teknologi harus selalu diarahkan agar berorientasi pada kebermaknaan meraih nilai-nilai ketuhanan.

Dengan demikian, semakin merasakan betapa manfaat dari teknologi amat besar dalam membantu kinerja setiap kebutuhan manusia, maka semakin besar pula rasa pengakuannya atas kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Jadi, perlu adanya penekanan ke arah kemajuan teknologi di satu sisi, tetapi juga harus diimbangi dengan penghayatan nilai-nilai ilahiah di sisi lain.

Di sinilah letak pendidikan berbasis ICT berlandaskan IMTAQ yang bertujuan menjaga martabat manusia sebagai khalifah Allah yang tetap berada dalam pemeliharaan fitrahnya, sehingga ia selalu dapat mengarahkan dirinya untuk tidak memperturutkan nafsunya guna memenuhi segala kebutuhan di bidang teknologi.

Misalnya saja, penggunaan hasil teknologi telah melalaikan manusia dari kedekatan dirinya kapada Allah, dan mengantarkan pada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan, maka yang ditolak bukan hasil teknologinya, tetapi pengguna itulah yang harus diarahkan dan disadarkan ke arah penggunaan teknologi dengan baik.

Karena itu, hanya dengan mewujudkan kesadaran dan pengakuan akan kebesaran Allah, media teknologi dan cita-cita pendidikan berbasis ICT di SMP Muhammadiyah Gombong selalu barada dalam ruang nilai yang berfungsi sebagai sarana pendekatan diri kepada-Nya yang diimbangi dengan pengakuan akan kekuatan dan kebesaran-Nya.

Download di sini.........

Thursday 22 April 2010

Menjadi Guru Profesional

Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Profesional (dari bahasa Inggris) berarti ahli, pakar, mumpuni dalam bidang yang digeluti.

Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau keahliannya. Selanjutnya klik http://desireminsa.multiply.com/journal/item/3

Sunday 18 April 2010

Ulama Mendaur Ulang Jelaga

600 Tahun Silam, Ulama Mendaur Ulang Jelaga untuk Tinta

BOGOR, KOMPAS.com — Sebanyak 250 ulama dari 14 negara menghadiri Konferensi Internasional I Aksi Umat Islam untuk Perubahan Iklim di Kota Bogor, Jumat (9/4/2010) hingga Sabtu (10/4/2010).

Mereka memantapkan akar-akar teologis soal kepedulian Islam terhadap lingkungan hidup. Mahmoud Akef, pendiri Earth Mate Dialog Center yang berbasis di London, Inggris, mengatakan, masalah lingkungan hidup banyak dibahas dalam Al Quran. Begitu juga dalam keseharian Nabi Muhammad, beliau banyak berbicara tentang perlunya menjaga lingkungan.

Gerakan Wahabi

Membongkar Gerakan Wahhabi

KECURIGAAN Banyak orang terhadap ideologi wahhabi yang diduga menjadi induk semang atas tindak kekerasan atau teror atas nama agama di belahan dunia mendapat perhatian sejumlah kalangan, baik dari agamawan, aktivis sosial, dan bahkan pengamat politik. Gerakan wahhabi sebenarnya merupakan langgam lawas, tetapi pemunculannya selalu aktual, karena dikait-kaitkan dengan setiap tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama.


selengkapnya download di sini...........



Saturday 17 April 2010


Presentasi di SD Muhammadiyah 4 Pucang

Oleh : Muhammad Zaini

Dua pekan tidak terasa tinggal di Sidoarjo. Waktu mengalir begitu saja di tengah rasa penat dan lelah. Semula, waktu satu bulan yang harus dijalani di Sidoarjo terasa lama dan seolah menjadi beban. Tapi setelah berjalan, waktu sungguh tidak terasa, berlalu menyisakan rasa senang dan kepuasaan. Betapa arti sebuah proses menempa diri dan menempuh ilmu dan pengalaman sungguh amat nikmat dan menyenangkan.

Ternyata mencari ilmu dan pengalaman sungguh tidak dapat batasi waktu. Semakin lama kita mengembara dalam pencarian ilmu dan pengalaman akan terasa semakin terbatas ilmu yang kita miliki, tetapi suatu hal pasti kita merasa lebih matang dan mendapat nilai proses pembenahan diri yang tiada terkira.

Hasil dua pekan berada di Sidoarjo ternyata masih amat banyak pengalaman yang harus diraih. Ternyata waktu satu bulan terasa belum cukup untuk menampung dan merekam pangalaman hasil magang di Sidoarjo.


Di pucang, tepatnya di SD Muhammadiyah 4 teman-teman serombong berlima berkumpul bersama. Masing-masing membawa ilmu dan pengalaman yang berbeda sesuai tempat yang dikunjungi. Pak Imam Robandi memang sengaja menempatkan teman-teman rombongan ditempat yang berbeda.


Ternyata betul, hasil yang didapat sungguh mendekati maksimal. Satu sama lain saling menimba segudang pengalaman yang diprenstasikan dalam bentuk power point. Tentu pengalaman yang berbeda-beda itu perlu diintegrasikan dalam bentuk komparatif, sehingga dapat menjadi bahan atau referensi untuk membangun sekolah kita di Gombong; SMP Muhammadiyah 1 Gombong, Kebumen.


Perenstasi pengalaman tersebut, diawasi oleh dua orang petugas PWM Jatim yang bertugas sebagai team penilai. Dua team ini sepertinya sudah terlihat profesional. Yang satu menanyakan tentang program dan pengalaman yang didapat selama dua pekan ditempat masing-masing. Sedangkan yang kedua berprofesi sebagai psikolog, yang bertugas membaca karakter para peserta yang terdiri dari lima orang yang bertugas memperesentasikan hasil pengalamannya.


Pak Imam Robandi barharap agar teman-teman yang dari gombong dapat membawa energi positif untuk bergerak cepat dan maju seperti semangat dan etos Jawa timur. Sebuah kesempatan yang amat berharga—kata pak Imam Robandi—harus bisa ditangkap dengan baik. Bertemu dan sharing bersama bukan sesuatu yang mudah dilakukan.


Friday 16 April 2010

Sejarah al-Qur'an

Download........

Wednesday 14 April 2010

Gallery

1. Foto Lapindo

Sidoarjo, 14 April 2010

Guru BP dan Kesuksesan Membimbing Siswa

By: Muhammad Zaini

Kesuksesan sebuah lembaga pendidikan tidak saja diukur oleh prestasi akademik siswa yang amat gemilang. Sungguh tidak berarti siswa unggul dalam prestasi akademik, apabila tidak diimbangi dengan indahnya prilaku dan benah rohani yang memadai yang tercermin dalam prilaku akhlak mulia. Dengan demikian, sekolah harus mampu mengintegrasikan prestasi akademik di satu sisi, dan prestasi akhlak mulia di sisi lain.

Banyak komponen yang mesti terlibat dalam pembenahan prestasi akhlak siswa. Tentu, semua unsur sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan, lingkungan, masyarakat, dan keluarga. Dalam uraian ini, secara lebih khusus akan melihat bagaimana peran sekolah dalam mewujudkan prestasi akhlak mulia, sehingga siswa tidak saja dijejali oleh segudang ilmu dan pengetahun, tetapi juga bisa terlihat indah dalam prilaku, ucap, sikap dan peramah (good nature).

Selengkapnya Download di sini...........

Sengsara Membawa Nikmat


Silahkan download di sini...........................

Tuesday 13 April 2010

Info Kegiatan PWM Jatim


Sidoarjo, selasa 13 April 2010

Mengahadiri Undangan Bersama Bapak Kepsek SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo

Hari selasa, 13 April 2010 adalah perjalanan kedua menghadiri undangan bersama Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Undangan ini sebuah acara yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Jawa Timur dalam rangka peresmian gedung BPKPM (Badan Perguruan Komplek Pendidikan Muhammadiyah) di Wonokromo SMA Muhammadiyah Gadung. Hadir dalam acara tersebut Dr. Syafiq Mughni (ketua PWM) dan Prof. Dr. Imam Robandi (Dikdasmen PWM).

Kepala sekolah SMP Muhammdiyah 1 Sidoarjo selalu melibatkan saya dalam setiap kegiatan apapun yang berkaitan dengan sekolah. Dalam keseharian, saya seolah-olah diperlakukan sebagai bagian keluarga besar SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Dia selalu mendampingi dan membimbing saya bagaimana membuat sekolah memiliki jangkauan masa depan. Di era teknologi ini yang diperlukan bukan kerja otot, tetapi kerja cerdas dan cepat. Begitu ungkpanya.

Bapak Edy Prawoto sebagai kepala sekolah memiliki karakter berpikir cepat. Dia selalu mencari informasi tentang even-even besar berkaitan dengan upaya membangun brand image dan citra sekolah. Baru-baru ini, selasa 13 April 2010 di harian Radar Sidoarjo ia tampil bersama dua siswanya menggondol prestasi berupa piala juara 1 dan harapan 1 lomba robot kategore maze solving se Jawa-Bali di SMAN 28 Jakarta.

Bagaimanapun, harus diakui bahwa salah satu penunjang kesuksesan sekolah juga terletak pada kepala sekolah sebagai penggerak roda kepemimpinan dan embrio kemajuan. Saya sungguh belajar banyak dari sosok kepala sekolah ini. Kendati latar belakang pendidikannya keagamaan, tetapi pengalaman dan keilmuaannya jauh melampaui titel yang disandangnya. Penampilannya yang khas kalem dan bersahaja, dia juga banyak menguasai ICT. Di sela-sela kesibukannya saya selalu konsultasi dan belajar tentang pengalaman dan ilmu apa saja yang dia kuasai, lebih-lebih berkaitan dengan kemajuan sekolah. Selamat berjuang. (eMZed)

Pelantikan dan Pengenalan BPKPM Gadung, Wonokromo




Gadung adalah sebuah daerah di Wonokromo, dekat dengan Kebun Binatang Surabaya. Di sinilah berdiri sebuah kompleks perguruan Muhammadiyah. Dalam satu area terdapat SD, SMP dan SMA. Untuk menuju ke kompleks sekolah ini, harus masuk ke sebuah jalan kecil. Kebetulan ketika kami datang ke sana, jalan digenangi air sekitar 20 cm karena hujan. Rupanya inilah salah satu kendala yang perlu diperbaiki dan diatasi untuk menuju 'Sekolah yang Berkualitas', begitu kata Pak Imam Robandi -- Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur -- ketika memberikan sambutan pada Pelantikan dan Pengenalan BPKPM Gadung. Hal lain yang perlu dibenahi adalah, berkumpulnya berbagai jenjang pendidikan dalam satu area. Menurut Pak Imam Robandi, keadaan seperti ini kurang 'sehat' bagi sebuah sekolah, karena secara psikologis akan berpengaruh terhadap peserta didik. Siswa SD bercampur dengan siswa SMP, bercampur dengan siswa SMA. Oleh sebab itu, menjadi tugas BPKPM (Badan Pengurus Kompleks Pendidikan Muhammadiyah) untuk membenahi hal-hal di atas agar Gadung menjadi sebuah area perguruan Muhammadiyah yang benar-benar berkualitas.

Sementara itu, Pak Syafiq A Mughni -- Ketua PWM Jawa Timur -- mengatakan, untuk membenahi dan mewujudkan sekolah yang berkualitas, diperlukan niat yang benar, menjalankan amanah dengan baik, serta harus berani mempunyai mimpi yang kuat. Tanpa itu semua, akan sulit tercapai cita-cita untuk menuju sekolah yang berkualitas.




Maka BPKPM yang baru dilantik, diharapkan mampu mendorong dan memperbaik kualitas sekolah di Gadung menjadi sekolah yang berkualitas.












edy prawoto
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo

Tulisan yang sama di sini

Monday 12 April 2010

MEMBANGUN KEHIDUPAN SOSIA

MEMBANGUN KEHIDUPAN SOSIAL YANG BERKUALITAS

By : Muhammad Zaini

Setiap manusia mesti mengalami problematika hidup sesuai pengalaman dan kapasitasnya. Dalam menyikapi masalah, manusia juga memiliki ragam bentuk sikap dan tipikal yang cukup unik sesuai karakteristik masing-masing. Problematika hidup itu kian tumbuh subur dan berbanding lurus dengan proses interaksi sosial, komuniksi dan upaya relasi antar sesama (fellow being relations).

Proses saling sentuh dan interaksi antar sesama sudah menjadi keniscayaan dinamika kehidupan. Fluktuasi kehidupan dapat bergerak maju dan selalu dinamis, ditentukan dengan sejauh mana kualitas dan daya gugah manusia untuk melakukan proses-proses interaksi sosial secara sehat.

Secara formulatif, semakin tinggi status sosial seseorang di suatu lingkup kelompok masyarakat, maka akan semakin tinggi pula resiko atau sanksi sosial seiring dengan tanggungjawab yang diembannya. Upaya untuk mengurangi tingkat resiko dalam kehidupan sosial, maka tergantung pada kepiawaan mengolah tata kehidupan sosial, agar terhindar dari hambatan-hambatan yang mengarah pada timbulnya keretakan dan konflik-konflik sosial (social conflicts).

Di sini perlu suatu pemikiran matang untuk meraih suatu nilai kualitas interaksi sosial, yang tentu saja dibutuhkan skill yang cukup memadai untuk menjaga dan memelihara agar kehidupan sosial dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas. Salah upaya yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran yang mendalam tentang proses benah diri yang mencerminkan pola hidup dewasa dalam menimbang, memikirkan, dan mengambil keputusan persoalan-persoalan sosial.

selengkapnya download di sini.......

Banjir Darah di Brobudur










Sunday 11 April 2010

Novel Siti Nurbaya

Download di sini........

Ayo diskusi lewat blog ini.....!


Hari Special di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo

(Pengalaman Hari ke-5)

Oleh: Muhammad Zaini

Hari sabtu merupakan hari spesial bagi SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Kegiatan belajar mengajar siswa memang sengaja dikosongkan. Hari sabtu adalah hari enjoy full. Siswa yang datang ke sekolah hanya mereka yang memiliki jam kegiatan ekstra, tetapi semua guru tetap diharuskan berangkat ke sekolah. Biasanya setiap bulan—tepatnya hari sabtu— sekali sekolah mengadakan pembinaan rutin yang menghadirkan nara sumber dari PWM, yang kemudian dilanjutkan dengan rapat bulanan bagi setiap guru dan karyawan.

Hadir sebagai nara sumber adalah Ir. Tamhid Masyhudi, pengurus PWM Jatim. Dalam acara tersebut, nara sumber mengambil tema, “Peran AUM dalam Pengembangan Dakwah Jama’ah”. Dalam acara ini, diuraikan beberapa hal di antaranya, gerakan dakwah Muhammadiyah harus selalu melakukan aktualisasi diri agar selalu sesuai dengan kontek zaman.

Selengkapnya klik (download) di sini...........

Saturday 10 April 2010

Novel Habiburrahman El Syirazy











Kitab Ulumul Qur'an

download di sini.......

Friday 9 April 2010

Ayo baca kalau pingien maju.......!


Sidoarjo, Jum’at 09 April 2010

Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo Me-review Visi Sekolah Tahun Ajaran 2010/2011

(Pengalaman hari ke-4 di Sidoarjo)

By: Muhammad Zaini

Kemajuan dan standar prestasi sekolah dapat dicapai dengan beragam jenis kegiatan. Setiap sekolah tentu berbeda-beda dalam mengambil standar prestasi yang hendak dicapai. Salah satu tugas pendidik (guru/dosen) adalah menemukan jenis keunikan yang menjadi potensi siswa pada setiap sekolah sesuai kontek dan kultur di mana sekolah berada. Hal ini merupakan tugas pendidik yang amat sangat tidak mudah.

Selengkapnya download di sini........

Thursday 8 April 2010

Seminar di PWM Jatim


Sidoarjo, Kamis 09 April 2010

Sekolah Menuju RSBI, Harapan bagi Setiap Sekolah

(Perjalanan Hari ke-3 di Sidoarjo)

By: Muhammad Zaini

Lembaga pendidikan manapun selalu mengimpikan sesuatu yang pretigious. Kini semua sekolah (SD, SMP, dan SMA dan yang sederajat) sudah mulai menggeliat untuk mengejar prestasi menuju RSBI. Belakangan ini sekolah menuju SBI menjadi sebuah era dan trend baru. Pada hari kamis, 08 April 2010 Prof. Dr. Imam Robandi Dikdasmen PWM Jawa Timur mengundang semua sekolah unggulan se Jawa Timur untuk mengikuti workshop berkaitan dengan rencana menggiring sekolah ke arah SBI.

Selangkapnya download di sini...........