Wednesday 7 April 2010

Dua hari di Sidoarjo sudah berlalu


Sidoarjo, Rabu 07 April 2010

Belajar dari SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo Jatim

(Pengalaman Hari ke-2 di Sidoarjo)

Oleh : Muhammad Zaini

Dua hari di Sidoarjo sudah berlalu. Satu bulan penuh harus menjalani tugas training. Sebuah sekolah tingkat menengah yang sudah dianggap maju, yaitu SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo. Lama rasanya rentang waktu selama satu bulan. Saat hening malam tinggal sendiri di ruang kamar tidur. Selalu terbayang dengan pelayanan sang istri yang penuh tulus dan sabar. Tawa, senyum dan canda si buah hati ananda “Alif Syabab Robbani” (biasa dipanggil ifan) selalu terngiang di memori saat menyendiri.

Waktu demi waktu berjalan begitu saja tanpa henti. Gerak waktu selalu berputar mengiringi detik-detik kehidupan. Sebuah tugas berat ini sungguh—menuntut saya—harus bisa menangkap makna. Kebermaknaan dalam kehidupan dan perjuangan akan membangun kekuatan yang merubah keluh kesah, rasa gundah, rasa sepi dan kerinduan pada keluarga menjadi sesuatu yang berarti. Memang hidup dan perjuangan harus dinikmati. Hanya dengan menikmati, arti sebuah perjuangan hidup terasa nyaman dan indah. Rasa rindu dan gundah gelisah jadi terboati. Training selama satu bulan ini adalah awal dari sebuah perjuangan menuju garda depan kemajuan di asal sekolah tempat saya berjuang (SMP MuGo Kebumen).

Banyak hal yang harus saya pelajari di SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo ini. Mulai dari penataan ruang kantor, manajemen, volume kerja guru, pemanfaatan penggunaan teknologi, job description, peningkatan SDM guru dan karyawan hingga dapat tercipta iklim kondusif (conducive climate). Upaya ke arah kemajuan di sekolah ini terus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan kompetitor lembaga lainnya.

Suatu hal yang menarik, sekolah ini juga benar-benar mampu menciptakan iklim demokratis dan non-dikotomis, sehingga suasana kebersamaan (togetherness) antara kepala sekolah dan segenap guru dan karyawan terlihat serasi dan integrated. Contoh sederhana, segenap guru diberikan hak untuk menyampaikan kultum pada setiap acara rapat dan pembinaan, sesuai bidang dan kompetensi masing-masing, bahkan satpam sekalipun turut ikut andil sebagai imam sholat berjama’ah bersama siswa-siswi di sekolah.

Lalu, apa prestasi yang diraih SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo? Sungguh luar biasa, sekolah ini sudah menuai hasil prestasi gemilang. Tepat pada tahun 2008 dan 2009 prestasi mengejutkan, yaitu sekolah SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo mampu maraih prestasi juara 1 robot tingkat internasional di Singapura, Australia, dan Malasyia. Tentu hal ini tidak berangkat dari ruang kosong. Patutlah bila sekolah ini menjadi kiblat dan corong kemajuan bagi sekolah Muhammadiyah lainnya.

Banyak liku-liku dan jalan terjal yang harus dilalui. Begitu tutur Bu laily sebagai mantan kepsek yang kini baru saja digantikan oleh Bapak Edy. Ibu Laily (mantan kepsek) dan Bapak Edy (kepsek) begitu gigih mencari alternasi-alternasi peningkatan SDM guru dan karyawan serta selalu mencari upaya-upaya berbenah diri.

Bagaimana dengan sekolah kita SMP MuGo di Kebumen. Mustahilkah mewujudkan impian menuju prestasi gemilang seperti halnya di sekolah SMP 1 Muhammadiyah Sidoarjo atau sekolah maju lainnya? Sungguh di dunia ini tidak ada yang mustahil. Segala sesuatu mungkin saja kita ciptakan, dan kita raih. Tergantung bagaimana menggali potensi diri dan potensi anak didik kita. Ayo teman-teman guru di Gombong semangat, bangun, dan bangkitlah menuju sesuatu yang baru. (eMZed)


1 komentar:

gempar said...

Uang jutaan rupiah yang telah dikeluarkan sekolah kita takkan sebanding dengan ilmu yg njenengan dapat disitu, Pak.
Jadi...